Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Tips Cara Mudah Menghafal, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Ketika anak sukar menghafal, sebagai orangtua tentunya Anda takut anak “tertinggal” di kelas. Bantu anak untuk mengejarnya dengan metode paling tepat, yuk. Sebenarnya, apa yang membuat anak menjadi sulit menghafal? Berikut penjelasan Dra. Henny E. Wirawan, M.Hum., QIA, Psi. “Ketika anak diperhadapkan pada sesuatu yang abstrak, ia akan berusaha mengenalinya (recognition ), lalu memasukannya ke dalam memori. Prosesnya mungkin sukar karena proses pengenalan yang tidak tepat (salah konsep). Jadi, boro-boro menghafal, mengenali sesuatu saja anak tidak bisa,” urai Dekan Fakultas Psikolog Universitas Tarumanegara ini. Dengan kata lain, anak kurang bisa memahami konsep besar yang sedang dihadapinya.
Penyebab lainnya berkaitan dengan atensi sehingga Si Buyung tidak memfokuskan pikiran pada objek yang seharusnya dia bentuk. Bisa saja karena konsentrasinya terbatas. Padahal untuk menghafal sebuah materi, konsentrasi dan atensi saling berhubungan erat. Kemampuan organisasi yang terbatas juga bisa memengaruhi kemampuan menghafal. “Belum terbiasa atau masih sangat muda sehingga pemikiran anak dalam menyusun ingatan secara sistematis masih sangat terbatas. Jadi, harus dilatih terus,” ujar Henny.
Menurut Henny, ketiga penyebab tadi bisa terjadi karena adanya keterlambatan perkembangan sehingga proses belajar terhambat. “Belum tentu keterlambatan perkembangan ini disebabkan keturunan atau genetik! Bisa jadi karena anak tersebut memang lambat dalam proses belajarnya. Dan, ini merupakan salah satu learning disability juga, kan? Ada anak yang susahnya di matematika, olahraga, cara bicara, atau cara menghafalnya,” ujar Henny.
Bukan Berarti Bodoh
Orangtua tidak perlu malu atau merasa disusahkan jika anak sulit menghafal. Menurut Henny, sulit menghafal merupakan hal yang wajar terjadi pada anak-anak. “Orang dewasa juga enggak semuanya bisa menghafal, kok.”
Ketika orangtua mendampingi anak untuk membantu masalah ini, ingatlah bahwa tidak semua pelajaran harus dihafal. Beberapa materi bisa saja cukup diketahui garis besarnya. “Nah, yang repot kalau hal yang tidak harus dihafal juga dipaksakan untuk dihafal. Itu sama saja menimbulkan beban pada anak.” Henny menyadari, ada beberapa guru yang senang sekali memaksakan anak didiknya untuk menghafal secara textbook. “Itu sebenarnya enggak bagus karena justru akan membatasi anak berkreasi dengan segala sesuatu di luar buku.”
Ketika anak masih sulit menghafal padahal sudah diberikan bantuan, orangtua sekali lagi harus ingat bahwa kemampuan anak tak sama rata. Ada yang memang lemah di hafalan, namun kuat di pelajaran berhitung, misalnya. Jadi, jangan pernah mengecap anak bodoh karena tidak maksimal ketika menghafal. Orangtua harus sabar dan bekerjasama dengan anak menangani atau mengantisipasi hal ini dengan cara:
- Orangtua mengajak anak untuk rajin rehearsal (mengulang) pelajarannya.
- Jangan melakukan pembiaran pada proses belajar anak yang salah. Misalnya, membiarkan anak belajar di depan televisi. Jika anak bersikukuh mampu berkonsentrasi saat belajar di depan televisi, beri kesempatan untuk membuktikan melalui nilai-nilainya. Jika ternyata nilainya malah stagnan atau menurun, pindahkan ruang belajar ke tempat yang tidak memecah konsentrasinya.
- Jangan memaklumi kelemahan anak dan tidak melakukan apapun untuk mengatasi kelemahannya. Anda harus membantunya!
- Jangan membandingkan anak Anda dengan anak lain.
- Kembangkan bakat anak di bidang lain agar ia tidak merasa rendah diri.
- Masukkan anak ke sekolah yang tidak semata-mata mementingkan hafalan. Dan, pilahlah materi hafalan dan materi yang cukup dipahami konsep besarnya.
Alternatif Penanganan
Agar kesulitan menghafal ini tidak berkelanjutan hingga anak dewasa, ada baiknya orangtua mengantisipasinya sejak awal. Caranya, coba perhatikan hal-hal di bawah ini.
- Harus membuat sesuatu yang dihafal (bahan hafalan) dekat dengan kehidupan anak. Misal, penjelasannya harus konkrit (bisa dilihat, diraba) agar anak bisa lebih cepat mengenali pola recognition-nya (objek, kata, kalimat, dan lain-lain). Hal ini lebih mudah dilakukan anak agar anak bisa memenuhi kebutuhannya, bahkan sampai pada kebutuhan yang sangat kecil.
- Melatih atensi dan konsentrasi anak dengan cara mendampingi anak ketika sedang belajar (terutama soal menghafal) dan memberikan ruang yang kondusif sehingga ia lebih fokus. Usahakan agar waktunya tidak terbagi dengan kegiatan yang lain. Jadi, saat anak sedang belajar, jangan menyuruhnya melakukan hal lain atau membiarkan ia berada di tempat yang salah (seperti belajar di depan televisi). Ini dilakukan semata-mata untuk menghindari konflik yang menyebabkan konsentrasi terpecah.
- Mind mapping merupakan salah satu cara mengajarkan anak untuk menghafal yang tepat. Apalagi jika anak tidak terbiasa belajar dengan cara sistematis. Mind mapping paling sederhana adalah mengaitkan objek hafalan dengan contoh yang dapat diaplikasikan dalam keseharian. Anda bisa menggunakan pengklasifikasian benda atau kata dengan diagram, garis, atau yang lainnya. Yang penting, gunakan konsep “kategorisasi” agar pola pikirnya jadi lebih runtut dan memudahkan dia mengaitkan sesuatu dengan yang lain.
- Jika masalahnya developmental delay atau keterlambatan perkembangan, gunakan pola “mengulang” sampai anak betul-betul hafal.
- Kenali gaya atau kebiasaan belajar anak. Apakah anak merupakan tipe auditory (pendengar), visual, atau taktil kinestetik dengan cara meraba atau memegang (biasanya dilakukan pada anak disleksia), atau yang lain. Apapun gayanya, itu dapat membantu anak menghafal lebih cepat. Baca Juga Cara Merangsang Anak Untuk Belajar.