Hari itu suasana sangat cerah. Bangau sudah berdandan rapi, dia sudah bersiap untuk memenuhi undangan makan dari pak Rubah sahabatnya. Sepanjang perjalanan dia terus membayangkan masakan yang kan dihidangkan oleh sahabatnya itu. "Hmmmm... alangkah senangnya aku hari ini. pas kebetulan makanan di rumah lagi habis, pas ada undangan makan pula". Tidak begitu lama, sampailah dia di kediaman Pak Rubah. Rupanya pak Rubah sudah menunggu kedatangannya, buktunya pak Rubah sudah berdiri di depan pintu sambil melambaikan tangan. "Hai Pak Bangau, cepat kemari. lama sekali sampainya, habis mapir kemana saja?". tanya pak Rubah. "Aku tidak mampir kemana-mana, hanya saja tadi saya sesekali terbang pelan untuk melihat-lihat suasana kampung ini, sangat cerah hari ini". Jawab pak Bangau.
Mereka pun segera masuk ke dalam rumah pak Rubah. Rubah dan burung Bangau duduk bersama di ruang makan, mereka bermaksud makan bersama dalam rangka sarapan bareng. Pagi itu pak Rubah memasak sup kesukaan pak Bangau, Pak Rubah makan dengan lahap yang disajikannya di sebuah mangkok. Bangau duduk dengan sopan menatap sang Rubah, ia hanya diam memperhatikan. Kelihatannya dia tidak lapar. Sesekali dia mencelupkan paruhnya yang panjang ke dalam mangkok, tetapi dia cuma bisa menelan beberapa tetes sup saja. Sementara Pak Rubah menghabiskan supnya dengan lahap, dia menjilat mangkuknya sampai bersih mengkilat. Dia berkata pada kawan makannya, "Sarapan yang lezat bukan!" Dia mendecak-decakkan lidahnya dengan nikmat. "Benar-benar nikmat! Sayangnya kamu tidak makan banyak! Bukankag ini sup kegemaranmu??"
Pak Bangau diam saja. Dia kemusian berencana untuk mengajari Pak Rubah agar tau caranya menghormati tamu. Dia kemudian mengundang pak Rubah untuk mengunjunginya makan malam besok. pak Rubah tentu saja menerima dengan senang hati undangan itu. Esoknya ia datang lagi ke tempat pak Bangau. Di meja makan pak Bangau tersaji makanan kesukaan pak Rubah, potongan-potongan daging yang nikmat itu disajikan dalam kendi berleher panjang! Pak Bangau dengan paruhnya yang panjang dengan mudah mengambil makanan dari dasar kendi, sedangkan pak Rubah hanya bisa menelan ludahnya setiap kali melihat sang Bangau menelan daging yang kelihatan empuk dan enak itu. Yang bisa dia dapatkan hanya beberapa kerat kecil daging yang menempel di mulut kendi. pak Bangau sadar kalau pak Rubah memang tidak akan bisa memakan hidangan yang ia sajikan. "Kenapa makanya cuman sedikait sekali, apakah masih kenyang pak Rubah?". Tanya pak bangau pura-pura tidak tau masalahnya. pak Rubah hanya diam. "Kemarilah pak Rubah, kemarin saya waktu berada di rumahmu saya juga lapar, saya sangat ingin makan sampai habis hidangan sup yang kamu sajikan. Tapi tempat makan yang kamu sajikan untukku tidak tepat untuk saya, mangkuk itu terlalu datar. Saya tidak bisa memakannya dengan paruhku yang panjang ini". Kata pak Bangau menjelaskan alasanya kenapa kemarin dia tidak makan. "Ini... saya sudah siapkan potongan daging kesukaanmu diatas piring, wadah itu tepat untuk kamu, silakan dinikmati hidanganya". Kata pak Bangau sambil menyodorkan Piring berisi penuh potongan daging panggang. dengan lahap pak rubah menghabiskan daging tersebut. "Lezat sekali masaknmu Pak bangau, saya mohon maaf kemarin saya tidak memikirkan keperluanmu waktu makan di tempatku. Lain kali akan saya hidangkan masakanku untukmu dalam sebuah kendi seperti milikmu itu. Agar kamu bisa leluasa memakannya". Ucap pak Rubah malu-malu.
Akhirnya kini pak Rubah bisa belajar, bagaimana caranya menghormati tamu. keadaan yang berbeda-beda. tentu tidak bisa disamaratakan dalam perlakuan. Dia merasa berterimakasih pada bangau yang telah menyadarkan atas kekeliruanya.
Pesan Moral Dongeng Bangau dan Rubah Makan Bersama adalah : Hormatilah tamu dengan baik, keadaan seseorang dengan keterbatasanya, membuat kita harus memperlakukannya dengan khusus pula. Jangan samakan keperluan kita dengan keperluan orang lain, karena apa yang kita bisa lakukan belum tentu bisa dilakukan oleh orang lain dengan keterbatasannya (Misal untuk orang dengan keterbatasan fisik dan orang yang berkebutuhan Khusus).