Cerita Dongeng Indonesia - Kisah Burung Bangau dan Kepiting. Alkisah, pada zaman dahulu terdapat sebuah telaga yang sangat indah. Airnya jernih dan ditumbuhi oleh bunga teratai yang bermekaran. Pohon-pohon yang tumbuh di sekitarnya hidup dengan subur. Banyak burung yang tinggal di kawasan sekitar telaga itu dan salah satunya adalah burung bangau.
Di dalam telaga juga hidup bermacam-macam ikan dan hewan lain seperti kepiting dan katak. Burung bangau sangat suka tinggal di kawasan telaga itu kerana senang mendapat makan. Hari silih berganti, burung bangau semakin tua dan tidak lagi sekuat dulu untuk menangkap ikan. Ada kalanya si bangau terpaksa berpuasa seharian kerana tidak memperoleh tangkapan apa pun. Ia berfikir di dalam hati, “Kalau begini keadaanya, aku akan mati kelaparan kerana tidak bisa lagi menangkap ikan. Aku mesti mencari jalan supaya aku dapat memperoleh makanan dengan mudah”.
Setelah berfikir keras, Si bangau kemudian mendapat akal. Dia berpura-pura duduk termenung dan bersedih di tepi telaga. Seekor katak yang kebetulan berada di situ tampak memperhatikan bangau yang sangat murung dan sedih. Ia lalu bertanya “Kenapa aku lihat akhir-akhir ini kamu asyik termenung wahai bangau?”. Bangau menjawab ” Aku sedang memikirkan keadaan nasib kita.”
“Apa yang membuatmu pusing, sedangkan kita hidup di sini sudah sekian lama tidak menghadapi banyak masalah.” Jawab katak. “Aku sering terbang ke sana ke mari dan mendengar manusia sedang berbincang tentang bencana kemarau yang akan menimpa kawasan ini. Kau lihat sajalah sejak akhir-akhir ini hari panas dan hujan pun sudah lama tidak turun”. Bangau menyambung lagi “Aku cemas telaga ini akan kering dan semua penghuni di telaga ini akan mati.” Katak mengangguk-ngangukkan tanda setuju. Tanpa membuang waktu si katak terus melompat ke dalam telaga untuk mengabarkan berita itu kepada kawan-kawan yang lain. Berita bencana kemarau telah tersebar ke seluruh telaga begitu cepat dan semua penghuni telaga berkumpul ditepi sungai dimana bangau berada. Masing-masing riuh rendah menanyakan pada bangau akan berita tersebut.
Seekor ikan bertanya kepada bangau “Apa yang harus kita lakukan?” Si bangau berkata “Aku ada satu ide, tetapi aku cemas kalian semua tidak setuju.” “Apa idemu, bangau?” tanya ikan seolah-olah tidak sabar untuk mendengarnya. Bangau berkata “Tidak jauh dari sini ada sebuah telaga yang besar dan airnya dalam, aku percaya telaga tersebut tidak akan kering walaupun terjadi kemarau yang panjang.” “Bolehkah engkau membawa kami ke sana” pinta si kepiting dan di sambung oleh hewan-hewan lainya.. “Aku bisa membawa kalian satu demi satu karena aku sudah tua dan tidak bisa membawa kalian lebih dari itu” kata burung bangau lagi. Mereka pun setuju dengan ide si bangau.
Si bangau mulai mengangkut seekor demi seekor hewan dari telaga tersebut, tetapi bukan untuk dipindahkan ke telaga lain, melainkan untuk dimakan. Begitulah perbuatanya sehingga sampai kepada giliran seekor kepiting, sementara yang lain masih banyak yang mengantre di belakang kepiting. Sambil diterbangkan oleh si bangau, si kepiting memandang ke bawah lalu terlihat olehnya tulang-tulang ikan berserakan di atas batu besar, dan kemudian si bangau mendarat di atas batu besar itu. Melihat keadaan tersebut, kepiting mulai ketakutan dan berfikir di dalam hatinya “Matilah aku kali ini dimakan oleh bangau.” Si kepiting berkata “Dimanakah telaga yang engkau katakan itu dan kenapa engakau membawa aku di sini?” Bangau ketawa terbahak-bahak lalu menjawab “Kali ini tiba waktunya engkau menjadi makananku, hai kepiting!!.”
Dengan perasaan marah kepiting mencapit leher si bangau dengan sekuat-kuatnya hingga si bangau tak bisa bernafas. bangau berteriak minta tolong namun kepiting tetap mencekik leher bangau dengan capitnya. karena tidak bisa bernafas akhirnya bangau mati lemas diatas batu besar itu.
Dengan perasaan gembira karena selamat dari ancaman si bangau, si kepiting berjalan kembali ke telaga. Sampai saja di telaga si kepiting pun menceritakan kisah yang telah dialaminya. Semua penghuni telaga tersebut merasa gembira dan bersyukur karena mereka selamat dan tidak menjadi makanan burung bangau yang tamak dan mementingkan diri sendiri. Mereka mengucapkan terima kasih kepada si kepiting karena telah menyelamatkan mereka semua.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.