Di sebuah hutan belantara. hiduplah sekawanan binatang. Ada singa, harimau, kancil, rubah, gajah, kupu-kupu dan lain-lain. Tidak ada satupun pun di hutan itu yang ingat sejak kapan singa menjadi raja mereka. Dia memang lebih kuat dan lebih berani dan tentu saja lebih tampan daripada semua rakyat binatang di kerajaan belantara tersebut, bahkan harimau pun tidak disebut sebagai raja hutan disana. Para binatang seolah berlomba ingin merebut perhatian sang singa, Banyak sekali binatang yang mau memberikan apa saja agar sang Raja Hutan mau menjadi kawan akrabnya. Akan tetapi dia sudah lebih dulu memiliki sahabat karib, kawan yang selalu bersamanya, yaitu gajah tua.
Setiap kali singa menjelajah hutan, Gajah selalu menemaninya, dan walaupun makanan mereka berbeda tapi mereka selalu makan bersama. Kenapa singa menghabiskan banyak waktunya yang berharga dengan gajah? Tak ada seekor binatang pun yang tahu, dan banyak yang iri dengan gajah, terutama si Rubah.
Suatu hari, singa mengajak gajah untuk menemaninya berburu ketengah hutan. Kepergian mereka menjadi hot topik bagi kawanan binatang penghuni hutan itu. Mereka berkumpul untuk membicarakan hal itu di kediaman si Rubah.
Si Rubah, yang yakin dia paling pintar dan cerdik di antara semua binatang, memulai pembicaraan. "Jangan pikir aku iri pada si gajah yang lamban dan bego itu!" katanya. "Apa yang dilihat singa darinya? Jika si gajah memiliki ekor mengkilat yang indah seperti diriku, aku baru mengerti kenapa ia yang dipilih menjadi kawan akrabnya!" Dia mengibaskan ekornya sambil bergaya untuk memperlihatkan kepada binatang yang lain apa yang ia bicarakan, rubah selesai berbicara dan kemudian duduk. Si Harimau hanya mendengarkan sekenanya saja pembicaraan rubah, ia lalu berdiri dan menggelengkan kepalanya. Pembicaraan tentang gaya si Rubah membuatnya jengkel dan muak. "Jika si gajah memiliki cakar yang tajam dan panjang sepertiku, baru aku mengerti kenapa singa suka padanya!" dia berkata pada mereka bermaksud mengejek si Rubah. "Atau jika dia punya tanduk yang menjulang seperti punyaku!" Banteng memotong pembicaraan. "Aku tidak akan menyalahkan singa untuk menyukainya!" "Hahahahah..... Jangan buat aku tertawa!" kata si kura-kura. "Semua hal ini sudah jelas, singa suka pada gajah karena telinganya yang lebar. Itu saja!" "Lihat binatang binatang itu suka menyombongkan dirinya sendiri!" kata si bebek kepada istrinya. "Mereka bisanya hanya iri dan menjelek-jelekan Gajah tanpa mau tahu apa kekurangan mereka, sehingga Singa tidak memilih mereka". "Ah.... sudahlah pak, jangan ikut membicarakan mereka. Nanti kita sama saja dengan mereka" kata istri bebek kepada suaminya.
Pesan Moral Dongeng Singa Gajah dan Rubah adalah : Kita tidak boleh iri dengan keberuntungan orang lain, kita tidak boleh menyombongkan kelebihan diri sendiri seperti Rubah yang menganggap dialah yang paling pintar. belajarlah mengetagui dan memperbaiki kekurangan kita, agar lebih baik.